Bukankah setiap orang pasti bisa berubah? Walaupun itu membutuhkan proses yang lama dan tidak terlihat secara langsung? Aku, disini, sosok perempuan yang lemah dan memiliki banyak sifat buruk alias negatif. Sekarang..aku bisa berubah. Menjadi apa yang sosok laki-laki itu ingingkan. Mungkin kau tak mempercayai apa proses yang sedang berlangsung sekarang. Aku, disini, bisa membuktikan jika kamu mau mendukungku seperti dulu. Namun, sekarang aku kehilanganmu. Sosok laki-laki tangguh yang aku rindukan. Sosok laki-laki yang bisa melindungiku. Sosok laki-laki yang paling mengerti perasaanku. Memang, ini semua salahku. Perempuan lemah dengan banyak perlakuan negatif. Aku mungkin memang tidak pantas menjadi perempuan-mu.
Tuhan..bantu aku.
Kamu, yang sekarang menjadi cuek kepadaku. "Gak ngerti, mengapa aku bisa terus memperhatikanmu yang terlalu cuek terhadapku."
Aku takut dan aku hanya takut kehilanganmu, "Aku merasa kamulah yang terbaik dan jika kehilangan kamu, apakah aku bisa dapatkan yang lebih baik daripada kamu lagi?" "Tidak", pikirku. "Aku tidak ingin kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya. Jangan pergi lagi, aku terlalu ingin kamu jadi sebab kebahagiaanku"
Saat ini aku sedang berada diposisi yang benar benar menyiksaku, entah mengapa. Tapi, aku mencoba untuk tidak mau tahu tentang ini, "Gak mau tahu bukan berarti tidak rindu, lho. Bisa aja lagi gengsi; dan sedang menunggu yang dirindukan datang duluan." benar, kan? :)
Aku masih sangat berharap aku dan kamu bisa membaik menjadi kita yang dulu, "Yaaa harus sampe kapan gue munafik sama diri gue sendiri kalau nyatanya gue masih sayang dan banyak berharap."
Aku yang akhir akhir ini terlalu banyak memikirkanmu. Yaaa entah mengapa, ini masih menjadi beban yang berat pada diriku, "Butuh tidur. Banget. Butuh kamu. Banget. Butuh kita yang dulu. Banget." cuman butuh itu doang, kok.
Orang pacaran pasti punya prinsip dong. Ye gak? "Siap pacaran, berarti siap disakitin, dong." dan "Kembali pada prinsip awal. Orang yang mencintaimu tak akan membiarkanmu pergi; ketika kau menjauh." bukankah begitu? :')
Setiap pagi, hampa rasanya ketika pesanmu sudah tak mampir diinboxku lagi. Hanya bisa berdoa, "Selamat pagi, kamu. Yang hanya bisa saya peluk dalam doa dan saya rindukan dalam airmata. Baik baik saja, ya. :')"
Kini, aku dan kamu pun jarang mampir-mampiran dalam inboxku maupun inboxmu. Aku rindu, "Aku rindu emote titik dua bintang yang kamu berikan saat kita sms-an. Aku rindu kamu, juga kita, yang tdak berjauhan."
Ingat ya, "Kalau kamu tak bisa lagi hargai perasaan rinduku dan rasa khawatirku, maka kamu tak akan pernah pahami rasa cintaku." Yehaaa:))
Mungkin saat seperti ini, "Mencintaimu; menyakiti diriku sendiri. Tapi, aku tak bisa berhenti."
Dan..... "Segera buka mata! Segera! Kamu jatuh dikesalahan yang sama."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar